Sekelompok mahasiswa S1 Branding Universitas Prasetiya Mulya meluncurkan “Tiga Serangkai”, sebuah rangkaian kampanye acara inovatif yang bertujuan untuk mengatasi isu-isu krusial yang dihadapi Generasi Z.

“Tiga Serangkai” lahir dari keresahan – keresahan mahasiswa S1 Branding Universitas Prasetiya Mulya terhadap tantangan yang dihadapi Generasi Z di era digital. Mereka melihat adanya paradoks di mana teknologi yang seharusnya memberdayakan justru sering kali menjadi sumber masalah bagi kaum muda.

Terinspirasi oleh filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Tiga Serangkai merancang tiga program yang saling berkaitan untuk mengatasi isu-isu krusial:
  1. Kecanduan media sosial yang mengancam kesehatan mental dan produktivitas.
  2. Fenomena “Strawberry Generation” yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan kemandirian.
  3. Kurangnya akses pendidikan inklusif, terutama bagi kelompok marginal seperti narapidana anak.
Dengan menggabungkan kreativitas, teknologi, dan nilai-nilai pendidikan tradisional, “Tiga Serangkai” bertujuan untuk membangkitkan kesadaran, memotivasi, dan memberdayakan Generasi Z. Program ini tidak hanya berfokus pada masalah, tetapi juga menawarkan solusi konkret dan inspirasi untuk perubahan positif.

Program “Tiga Serangkai” terdiri dari tiga rangkaian acara yang inovatif dan inspiratif:



“Adik-Adik Sibuk”

Mahasiswa S1 Branding Universitas Prasetiya Mulya membuat sebuah tagline “Adik-Adik Sibuk”, kampanye inovatif melawan kecanduan media sosial. Melalui publicity stunt di Car Free Day, mereka menggugah kesadaran publik dengan pesan-pesan provokatif tentang bahaya tersembunyi dunia digital.

Dalam salah satu video singkat (reels) yang diunggah melalui Instagram menampilkan Aylena, aktris 21 tahun, yang jujur mengakui dampak negatif kecanduan media sosial pada kehidupan sosialnya. “Aku sering menghindari obrolan langsung, lebih memilih dunia maya,” ungkapannya.

Video ini juga menampilkan kisah nyata Gen Z lainnya, membuka dialog penting tentang keseimbangan dunia digital dan nyata. “Adik-Adik Sibuk” bukan sekadar kampanye, tapi gerakan yang mendorong Gen Z melihat dunia dari perspektif baru.

TIGA SERANGKAI: REVOLUSI GEN Z DIMULAI DI SINI!

“Emas, atau Cemas?”

Melalui diskusi online dan mini talkshow “BASA BA-Z Bersama Gen Z”, para penyelenggara mengeksplorasi aspirasi, tantangan, dan potensi Gen Z dalam berkontribusi pada visi Indonesia 2045.

Dengan fokus pada kecemasan yang sering dialami oleh Gen Z, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang berbagai tekanan sosial, akademis, dan ekonomi yang mereka hadapi. Gen Z, sering disebut sebagai “generasi strawberry” karena dianggap rapuh namun ambisius, dihadapkan pada tantangan unik di era digital.

Semua obrolan pada “BASA BA-Z Bersama Gen Z” adalah hasil dari diskusi dan pemikiran pribadi tamu dan juga host, acara ini memastikan bahwa obrolan yang dibawa bukan atas dasar profesional dan menjadi obrolan biasa yang lebih fun dan juga terbuka untuk opini, tetapi tetap insightful. Dengan diskusi yang mendalam, acara ini berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan inklusif bagi Gen Z untuk tumbuh dan berkembang.

TIGA SERANGKAI: REVOLUSI GEN Z DIMULAI DI SINI!

“Seluas Padang Harapan”

Acara ini berfokus pada pemuda di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) yang sering terabaikan. Dengan menampilkan peluang pendidikan yang tersedia bagi mereka serta memfasilitasi refleksi diri dan motivasi, “Seluas Padang Harapan” bertujuan menyoroti kekuatan kesempatan kedua dan dampak transformatif pendidikan. Segala macam rangkaian acara pun telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2024 di LPKA Kelas 1, Tangerang.

Acara ini sudah direncanakan sesuai dengan landasan pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Beberapa aktivitas yang telah dirancang seperti workshop tentang self reflection, meditasi guided breathing yang dipandu oleh Bapak Riko Reinarto, Sharing session oleh mantan narapidana, Bapak Heri Cowet. Selain itu, terdapat aktivitas yang dilakukan oleh para anak narapidana seperti menuliskan harapan atau mimpi di selembar kertas putih dan dibentuk menjadi pesawat yang diterbangkan secara bersamaan. Selain itu, mereka juga menunjukan bakat mereka dari segi musik dan juga vokal.

Dengan dilandaskannya nilai-nilai yang dianut oleh Ki hadjar Dewantara, diharapkan semua harapan, mimpi, dan cita-cita yang mereka doakan dapat terwujud. Selain itu, semoga segala aktivitas yang telah diselenggarakan ini dapat memberikan dampak yang positif kepada para anak narapidana.



Wahana Edukasi x S1 Branding