www.radiobudiluhur.com – Warga kampus, pemberontak Yaman yang biasa dikenal juga sebagai pasukan Houthi tewas dalam pertempuran dan serangan udara di Pelabuhan Laut Merah. Kejadian itu disebabkan oleh
pemberontakan yang dilakukan oleh pasukan pro-pemerintah terhadap pasukan Houthi di Hodeida,
Yaman.
Berdasarkan sumber dari militer yang merupakan kelompok pro pemerintah mengatakan,
pertempuran hebat antara kedua kubu yang terjadi di Kota Hodeida dan berpusat disekitar Universitas
kota tersebut mulai sangat intens sejak sabtu dan minggu pagi lalu. Kejadian itu menewaskan lima puluh
tiga pemberontak Houthi dan puluhan luka – luka dalam waktu 24 jam.
Pemberontakan yang berniat untuk menghabiskan pasukan Houthi bukan hanya dilakukan oleh
pasukan pro pemerintah. Pertempuran sipil tersebut dibantu oleh Saudi Arabia yang mengirimkan
pesawat perang dengan amunisi untuk serangan udara yang telah dilakukan sejak kamis malam. Selain,
menewaskan banyak pasukan Houthi peristiwa ini juga menggugurkan 13 pasukan pro pemerintah.
Pemberontakan meledak beberapa jam setelah pemerintah mengumumkan pada kamis akan
memulai kembali pembicaran damai dengan Houthi yang didukung oleh Iran. Penawaran tersebut diikuti
dengan panggilan mendadak dari Amerika Serikat yang meminta untuk mengakhiri perang Yaman.
Termasuk dengan serangan udara yang dilakukan oleh negara koalisi.
Pelabuhan Hodeida tempat pemberontakan itu berlangsung adalah tempat masuknya lebih dari
70 persen barang impor ke negeri tersebut. Setelah pembicaran inisiatif damai oleh PBB gagal di bulan
September lalu, negara koalisi mengumumkan akan melakukan kembali pembunuhan di Hodeida.
Negara koalisi tersebut telah mengirimkan sekitar 10.000 pasukan ke kota yang dijadikan sebagai
medan perang tersebut.