Radiobudiluhur.com-Warga kampus, baru berselang seminggu Lombok kembali mendapatkan musibah dengan gempa bumi dan beberapa guncangan susulan. Setelah gempa pada minggu lalu tepatnya tanggal 29 Juli dengan kekuatan 6.4 magnitudo, Lombok kembali diguncang seminggu setelahnya. Pada minggu, 8 Agustus 2018 pukul 18.46 WITA gempa berkekuatan 7.0 magnitudo mengguncang Lombok dengan hebatnya. Namun, mengapa gempa tersebut terjadi dan apa saja akibat dari guncangan hebat yang memicu tsunami kecil yang sampai menewaskan 131 jiwa.
Endapan Tua yang Berusia Sekitar 10 Juta Tahun
Berdasarkan keterangan dari Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral(ESDM), Ignasius Jonan mengatakan bahwa gempa terjadi pada endapan yang berusia sekitar 10 juta tahun. Lokasi asal mula gempa berada di koordinat 8,37 Lintang Selatang dan 116,48 Bujur Timur. Berangkat dari titik tersebut Ignasius Jonan mengatakan titik tersebut sudah ada sejak Zaman Tersier hingga Zaman Kuarter yang berusia sekitar 10 juta sampai 600 ribu tahun lalu. Kemudian, sebagian daerah tersebut tersusun oleh endapan gunung api.
Nah, warga kampus mungkin bertanya – tanya ada apa yang salah dengan endapan gunung api tersebut. Masih berdasarkan keterangand ari Menteri ESDM bahwa endapan tersebut mengalami pelapukan sehingga rawan gempa. Pada endapan tersebut batuan bersifat urai, lepas, dan memperkuat efek getaran. Dengan begitu terjadilah gempa bumi yang berkekuatan besar terjadi dua kali dalam kurun waktu yang singkat. Belum lagi dengan guncangan gempa susulan sebanyak 16 kali yang sangat dirasakan oleh warga dalam 230 kali total gempa susulan.
Potensi Tsunami
Potensi tsunami dipicu oleh beberapa titik bidang patahan yang memanjang hingga robekan batuan masuk kedasar laut Pantai Lombok bagian utara. Kondisi tersebut memicu terjadinya tsunami. Meski begitu status ancaman tsunami hanya pada level waspada dengan ketinggian 0,5 meter.
Evakuasi Korban dan Kerugian Bangunan
Gempa bumi berkekuatan 7.0 magnitudo ini memakan 131 korban jiwa dan 1.447 orang luka – luka. Penyebab dari jatuhnya korban berasal dari reruntuhan bangunan yang menimpa, dengan begitu banyak korban patah tulang. Evakuasi dilakukan mulai dari korban – korban yang terjebak didalam runtuhan Masjid, sampai bangunan – bangunan. Evakuasi juga dilakukan di tiga pulau eksotis kepunyaan Lombok, yaitu Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan. Banyak ribuan wisatawan asing maupun domestik dievakuasi dari pulau – pulau tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi kerugian yang terjadi akibat dua gempa hebat yang mengguncang Lombok senilai lebih dari Rp 1 triliun. Pada 29 Juli, saat gempa bermagnitudo 6.4 menghantam Lombok, kerugiannya sebanyak Rp 424 miliar. Sedangkan, setelah gempa kembali lagi pada beberapa hari yang lalu, estimasi kerugian menjadi lebih luas. Namun, pemerintah pusat, daerah, dan instansi lainnya siap membantu para korban.
Penuhnya Bandar Udara internasional Lombok
Bandar Udara Internasional Lombok memiliki pemandangan yang berbeda dari biasanya. Banyak turis yang terdampar di Bandara sebab menunggu proses reschedule atau pemeseanan tiket untuk kembali ke negara asal atau negara terdekat.
Tawaran Bantuan dari Sejumlah Negara
Sejumlah negara menawarkan bantuan kepada Indonesia atas yang telah terjadi di Lombok. Beberapa negara sahabat seperti Singapura, Malaysia, dan Australia telah menyatakan kesiapan mereka. Pemerintah Singapura akan memberikan uang senilai Rp 1,4 miliar kepada para korban gempa Lombok. Pemberian bantuan tersebut merupakan hasil dari penggalangan dana Palang Merah Singapura.
Malaysia melalui Menteri Luar Negerinya, Saifudin Abdullah menghubungi Menteri Luar Negeri Ri, Retno Marsudi untuk kesiapan pemberian bantuan. Beliau mengatakan bantuan – bantuan dari Malaysia sudah siap semenjak kejadian gempa yang pertama.