RadioBudiLuhur.com – Industri musik kembali kedatangan penyanyi pendatang baru lagi nih. Kali ini penyanyinya berasal dari kota kembang, Bandung, yaitu Kiki Kemas. Di usianya yang ke-29 tahun Kiki Kemas berhasil melakukan debut dengan lagunya yang bertajuk “Tak Memilikimu”.
Bercerita tentang keikhlasan
“Tak Memilikimu” merupakan lagu yang digarap oleh Gege Gumilar. Ia juga menjadi produser dari lagu debut Kiki Kemas tersebut sehingga membuat lagunya “Full of soul”. Menceritakan tentang sebuah keikhlasan dalam melepaskan dengan suatu pengorbanan, diharapkan lagu “Tak Memilkimu” mampu menyentuh hati para pendengarnya. Bergenre pop orchestra, lagu ini juga menjelaskan bahwa “Tak Memilikimu” bermakna bahwa rasa sayang tidak akan pernah menjadi suatu kesalahan, melainkan waktu yang terkadang membuatnya terlihat salah serta harapan yang hanya bisa kita pendam.
Tertarik dengan dunia musik sejak kecil
Sejak kecil telah tertarik pada dunia tarik suara, ternyata Kiki Kemas sudah tergabung ke dalam grup “Tarbo” di usianya yang masih sangat belia, yakni enam tahun. Menjadi bagian dari grup tersebut, Kiki Kemas dan kakaknya berserta teman-temannya bermain dari satu tempat ke tempat lainnya.
Memiliki keluarga yang suka “Berpindah-pindah” ternyata menimbulkan dampak tersendiri untuk Kiki Kemas. Ia jadi memiliki insecurity yang tinggi dalam dirinya, bahkan hobinya dalam bernyanyi harus dipendamnya.
Setelah beberapa lama dan hanya fokus pada dunia pendidikan saja, akhirnya Kiki Kemas mulai kembali menggeluti hobinya dalam bernyanyi. Ia mengikuti Paduan Suara Mahasiswa di Universitas Widyatama Bandung. Sayangnya hal yang sama terjadi, di mana Kiki harus berfokus pada pekerjaannya dan mengesampingkan hobinya. Setelah lulus strata satu, ia mulai bekerja di perusahaan swasta di Kota Bandung.
Baru setelah lulus dengan gelar Master of Business Administration di Institut Teknologi Bandung pada 2017 silam, Kiki mulai merintis karirnya sebagai wedding singer di Kota Bandung hingga sekarang. Keinginanya dalam menginterpretasikan diri serta melawan insecurity-nya dalam sebuah karya juga merupakan sebuah awal dari terbentuknya “cerita” ini.