RadioBudiLuhur.com – Warga kampus, Festival Film Dokumenter Budi Luhur kembali digelar. Kearifan lokal masih menjadi hal menarik dan seolah tak ada habisnya.selain dengan tema yang konsisten dengan kearifan lokal, subtema pada tahun kali ini adalah lingkungan dan sosial. Awarding Night festival film dokumenter budi luhur digelar pada kamis, 19 Desember 2019 ini telah menerima ratusan karya dari berbagai kalangan peserta, baik dari kalangan mahasiswa, umum hingga pelajar.

Dari ratusan karya yang masuk terbagi menjadi beberapa kategori, ada kategori film dokumenter pendek 60 detik, dokumenter pendek umum, dokumenter pendek mahasiswa, dokumenter pendek pelajar dan dokumenter panjang. Dari berbagai kategori telah terseleksilah beberapa karya yang menjadi nominasi atas pilihan para juri yang sangat kompeten dalam bidang dokumenter. Ada IGP Wiranegara, Tony Trimastanto dan Sofia Setyorini.

Acara dimulai dengan sambutan dari rektor universitas budi luhur, setelah sambutan langsung melakukan  pembacaan nominasi karya film dokumenter pendek 60 detik dengan Childhood Never Dies yang mendojadi juaranya. Dilanjut dengan pengumuman pemenang film dokumenter panjang yang di juarai oleh Melarung Banyu Kidung. Setelah itu pengumuman dokumenter pendek umum yang dijuarai oleh masijago Porak Mai. Pada kategori dokumenter pendek pelajar dijuarai oleh Tarian Nafas Dangkal dan pada kategori film dokumenter mahasiswa dijuarai oleh Pustaka itu Pusaka.

Pada tahun ini Festival Film Dokumenter Budi Luhur mengusung kategori Film Dokumenter terbaik Universitas budi luhur. di ikuti oleh seluruh mahasiswa universitas budi luhur jurusan Broadcast Jurnalisme yang di juarai oleh Cahya Alviandika dengan film Kami Juga Manusia.